Rabu, 06 Maret 2024

PEMAHAMAN CARA KERJA ACB (AIR CIRCUIT BREAKER)

 PENGERTIAN AIR CIRCUIT BREAKER (ACB) 

Air Circuit Breaker atau yang biasa dsebut ACB dalam dunia listrik, merupakan komponen listrik penting pada sistem distribusi listrik yang berfungsi sebagai penghubung ataupun pemutus arus dan tegangan listrik yang berasal dari sumber listrik.

Selain itu juga fungsi terpenting sebuah ACB dalam sebuah panel distribisi adalah sebagai pengaman kelistrikan yang dapat memutus secara otomatis apabila terjadi gangguan kelistrikan pada suatu jaringan instalasi listrik distribusi tersebut. Dalam hal ini ACB dapat berfungsi dengan bantuan komponen listrik lainnya maupun tanpa bantuan alat listrik lainnya seperti proteksi listrik. 

JENIS ACB (AIR CIRCUIT BREAKER) 

Dalam dunia kelistrikan ada 2 jenis Air Circuit Breaker yang paling sering digunakan:

1. Air Circuit Breaker Fixed Type:

 
 
 
Yaitu jenis ACB yang memiliki konstruksi tetap. 
Terpasang melekat di dalam panel listrik dan umumnya terpasang dengan beban dan kebutuhan yang tetap dan sesuai perhitungan. 
Untuk ACB jenis ini diperlukan teknik khusus untuk melakukan pergantian yang dikarenakan dalam melakukan pergantian harus melakukan pembongkaran secara keseluruhan, baik itu kabel-kabel kontrolnya, ACBnya sendiri maupun busbar-busbar yang terkoneksi dengan ACB ini. 
Untuk ACB jenis ini pada umumnya terjadi pergantian dikarenakan penambahan daya yang sudah mendekati batas maksimum nilai rating dari ACB.

2. Air Circuit Breaker Drawout Type.

ACB jenis ini memiliki konstruksi yang berbeda dengan ACB jenis Fixed Type karena memiliki frame tersendiri sebagai rumah bagi ACB dan terkoneksi dengan busbar-busbar panel listrik sehingga dapat dipisahkan ACB dari framenya itu sendiri dan hal ini yang menjadikan ACB jenis ini lebih mudah untuk melakukan pergantian maupun perawatan secara rutin. Dengan sistem mekanis ACB dapat dengan mudah dikeluarkan dari panel listrik tanpa perlu melakukan pembongkaran koneksi busbar maupun kabel kontrolnya dari panel (dapat dilihat seperti pada gambar animasi diatas)

Cara kerja ACB ( Air Circuit Breaker ) 

Secara umum Air Circuit Breaker (ACB) beroperasi secara mekanis atau manual, yaitu dengan cara menggerakan tuas untuk menekan pegas yang nantinya dapat digunakan untuk menggerakan kontak utama Air Circuit Breaker (ACB) terputus (Disconnected) maupun terhubung (Connected) dan juga kontak-kontak bantu atau yang biasa disebut auxiliary kontak. 
Auxiliary kontak bekerja bersamaan dengan kontak utama Air Circuit Breaker (ACB) namun hal ini tidak berlaku terhadap auxiliary kontak indikator trip yang hanya bekerja apabila terjadi trip pada Air Circuit Breaker (ACB). 
Penjelasan cara kerja Air Circuit Breaker (ACB) diatas adalah pengoperasian secara manual, namun Air Circuit Breaker (ACB) juga memiliki komponen pendukung lainnya yang memungkinkan Air Circuit Breaker (ACB) dapat bekerja secara elektris atau yang biasa disebut pengoperasian otomatis. 

Komponen-komponen pendukung ACB dapat bekerja secara elektris maupun otomatis  tersebut antara lain:

  • Under Voltage Trip atau yang dikenal dengan UVT. 

 

Merupakan sebuah gulungan kawat (Coil) dengan tegangan kerja AC ataupun DC yang dapat menggerakan tuas yang nantinya dipergunakan sebagai penggerak sistem mekanis Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat menahan kerja kontak utama Air Circuit Breaker (ACB) agar tetap Terhubung (Connected) apabila UVT tetap dialiri tegangan dan kontak akan Terputus (Disconnected) secara otomatis apabila UVT tidak dialiri tegangan listrik. 

  • Shunt Trip Release.

Sama seperti UVT Shunt Trip Release juga memiliki kontruksi serupa yaitu sebuah gulungan kawat tembaga (Coil) yang akan membentuk medan magnet apabila dialiri listrik tegangan kerja AC ataupun DC yang nantinya dapat menggerakan jarum yang berfungsi sebagai tuas penggerak yang dapat merubah kontak utama ACB Terhubung (Connected) menjadi Terputus (Disconnected)
Dari penjelasan cara kerja UVT dan Shunt Trip Release diatas, dapat dilihat keduanya memilik konstruksi yang sama, namun memiliki cara kerja yang berbeda atau berlawanan. 
  • Closing Coil

Masih sama dengan Under Voltage Release (UVT) dan Shunt Trip Release, bentuk serta konstruksinya, Closing coil juga merupakan sebuah lilitan kawat tembaga (Coil) yang apabila dialiri listrik dengan tegangan AC ataupun DC tertentu akan menghasilkan medan magnet yang kemudian difungsikan sebagai pendorong jarum/ tuas yang berfungsi sebagai penggerak mekanis yang menjadikan kontak-kontak utama Air Circuit Breaker (ACB) menjadi Terhubung (Connected). 

Dengan adanya 3 part komponen ini di dalam ACB, maka ACB sudah dapat di operasikan secara elektris atau yang biasa disebut otomatis. 
Dengan kata lain ACB dapat di fungsikan ON (Connected) dan OFF (Disconnected) dengan menggunakan push button external maupun sistem Otomasi yang dioperasikan menggunakan PLC, dan Air Circuit Breaker akan OFF (Disconnected) karena TRIP atau karena terjadinya gangguan pada jaringan listrik atas perintah komponen proteksi internal maupun eksternal. 
  • Motorise
Motorise adalah komponen pendukung ACB untuk dapat dioperasikan secara otomatis, dalam hal ini motorise berperan sebagai pengganti penggerak tuas ACB pemompa pegas mekanik ACB yang apabila dikerjakan secara manual yaitu dengan cara di pompa menggunakan handle atau Tuas pemompa. Namun dengan adanya motorise yang terpasang didalam ACB maka hal pekerjaan pemompaan secara manual sudah tidak perlu dilakukaan lagi karena ACB dapat terpompa secara otomatis oleh motorise ini. Dalam hal ini juga motorise harus diberikan tegangan kerja sesuai kebutuhan motorise tersebut sehingga motor dapat berputar dan menghasilkan daya putar yang digunakan sebagai pemutar mekanik yang dapat menarik pegas pada bagian dalam ACB.

Lengkapi pemahaman cara kerja ACB (Air Circuit Breaker) dengan menonton video dibawah ini.



 
Demikian sedikit penjelasan tentang pemahaman cara kerja ACB (Air Circuit Breaker).

Selasa, 27 Februari 2024

Rangkaian Direct Online (DOL): Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya


Rangkaian Direct Online (DOL): Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Rangkaian Direct Online (DOL) adalah salah satu rangkaian motor listrik yang paling sederhana dan umum digunakan. Rangkaian ini menghubungkan motor listrik secara langsung ke sumber daya listrik tanpa melalui langkah-langkah perantara lainnya seperti resistor atau transformator. Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang rangkaian Direct Online (DOL):

Tonton juga video dibawah ini untuk dapat lebih jelas memahami melalui animasi simulasi cara kerja rangkaian kontrol motor listrik DOL.

Pengertian Rangkaian Direct Online (DOL)

Rangkaian DOL adalah merupakan metode rangkaian starting motor yang paling dasar dan hemat biaya. Pada sistem DOL, motor listrik langsung diberikan tegangan penuh saat dihidupkan, sehingga rangkaian ini cocok dan sering digunakan untuk motor listrik dengan daya kecil hingga menengah.

1. Fungsi Rangkaian DOL

Mengontrol Motor Listrik:
Rangkaian DOL menghubungkan motor langsung ke sumber daya listrik, memungkinkan motor beroperasi sesuai perintah pengguna.

Sederhana dan Hemat Biaya:
Rangkaian DOL tidak banyak melibatkan komponen listrik tambahan lainnya sepeti resistor atau transformator, sehingga lebih murah dari segi biaya dan mudah untuk diimplementasikan.

Digunakan pada Motor Listrik Daya Menengah:
Rangkaian DOL cocok digunakan untuk motor dengan daya dibawah 10KW. Sedangkan untuk motor listrik dengan daya yang lebih besar biasanya mengggunakan rangkaian StarDelta ataupun Inverter.

1.1. Cara Kerja Rangkaian DOL

Motor langsung diberikan tegangan 380V AC saat dihidupkan, sehingga dapat langsung beroperasi pada beban penuh.
Rangkaian memiliki pengaman untuk mengatasi short circuit dan overload pada motor listrik.
Sambungan yang disarankan adalah DELTA, tetapi tergantung pada tipe motor listrik yang digunakan dan dapat disesuaikan dengan tiap nameplate motor lsitrik yang dapat dilihat melalui nameplate motor itu sendiri atau melalui brosur spesifikasi motor listrik.

1.2. Komponen Rangkaian DOL

Rangkaian DOL terdiri dari beberapa komponen utama:

Kontak Utama: Berjumlah 3 kontak, berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik utama. Untuk hal ini perlu diperhatikan untuk jenis, nilai spesifikasi yang harus disesuaikan dengan penggunaan beban listrik.

Kontak Bantu: Kontak pendukung operasi utama dan memastikan aliran listrik sesuai dengan perintah.

Coil: Lilitan kawat tembaga yang didesain dapat menghasilkan gaya elektromagnetik untuk menggerakan kontak utama dan kontak bantu.

2. Jenis-jenis rangkaian DOL

Terdapat dua jenis rangkaian DOL:

Rangkaian DOL 1 fasa: Digunakan untuk mengontrol arus listrik bolak-balik dengan 1 Fasa.

Rangkaian DOL 3 fasa: Digunakan untuk motor listrik 3 Fasa dengan daya di bawah 10KW. 3.
Dengan rangkaian DOL, kita dapat mengoperasikan motor listrik dengan mudah dan efisien. Semoga artikel ini dapat membantu memahami konsep dasar rangkaian motor listrik Direct Online (DOL).


Jumat, 23 Februari 2024

Cara Kerja,Kelebihan,Kekurangan & Harga Pasang Panel Surya

Panduan Lengkap: Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan, dan Harga Pasang Panel Surya
Panel surya, yang juga dikenal sebagai sel surya atau modul fotovoltaik, merupakan teknologi revolusioner yang mengubah energi matahari menjadi listrik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang cara kerja panel surya, mengungkap kelebihan dan kekurangannya, serta membahas harga pemasangnya.
1. Cara Kerja Panel Surya
Panel surya terdiri dari sel-sel fotovoltaik yang berfungsi sebagai “penangkap” sinar matahari. Berikut adalah langkah-langkah bagaimana panel surya bekerja:
Penangkapan Cahaya: Ketika sinar matahari mengenai panel surya, sel-sel fotovoltaik menyerap energi dari cahaya matahari.
Pemisahan Elektron: Energi cahaya memisahkan elektron dalam sel fotovoltaik, dan menciptakan arus listrik searah (DC) yang dapat langsung digunakan untuk peralatan listrik ataupun juga untuk digunakan sebagai pengisian baterai yang sebelumnya juga telah disesuaikan terlebih dahulu untuk tegangan maupun daya yang dihasilkan dengan daya yang akan digunakan menggunakan peralatan listrik penunjang lainnya.
Konversi ke Listrik: Arus listrik searah (DC) kemudian diubah menjadi arus bolak-balik (AC) oleh inverter untuk dapat digunakan sebagai sumber lisytrik bagi peralatan listrik (AC).
Distribusi Listrik: Listrik yang dihasilkan dapat digunakan langsung di rumah atau disalurkan ke jaringan listrik umum yang tentunya seperti penjelasan diatas, yaitu tegangan dan daya listriuk harus disesuaikan menggunakan peralatan listrik penunjang lainnya seperti Solar Charger Controller atau yang biasa disebut SCC.
2. Kelebihan Panel Surya
Panel surya memiliki beberapa keunggulan yang patut diperhatikan:
Ramah Lingkungan: Dengan menghasilkan listrik tanpa emisi gas rumah kaca, panel surya membantu menjaga lingkungan.
Hemat Biaya: Setelah biaya awal pemasangan, panel surya menghasilkan listrik secara gratis yang artinya dapat memangkas ataupun menghemat biaya listrik yang harus dibayar setiap bulannya.
Meningkatkan Nilai Properti: Rumah yang dilengkapi panel surya cenderung memiliki nilai lebih tinggi.
Sumber Energi Terbarukan: Matahari sebagai sumber energi tak terbatas memberikan keberlanjutan.
3. Kekurangan Panel Surya
Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:
Biaya Awal: Pemasangan panel surya memerlukan investasi awal yang cukup besar.
Ketergantungan pada Cuaca: Efisiensi panel surya dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lokasi.
Penggunaan Lahan: Panel surya memerlukan lahan yang luas untuk pemasangan sehingga diperlukan perhitungan yang matang untuk penempatan panel surya.
4. Harga Pasang Panel Surya
Harga pasang panel surya bervariasi tergantung pada ukuran sistem, merek, dan lokasi pemasangan. Secara umum, harga pasang panel surya berkisar antara Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Pastikan untuk memilih instalator yang berpengalaman dan memahami kebutuhan energi rumah Anda. Hal ini dibutuhkan untuk efisiensi biaya dan yang terpenting adalah untuk faktor resiko dan keamanan sebagai pengguna panel surya.
Dengan memahami cara kerja, kelebihan, kekurangan, dan harga pasang panel surya, Anda dapat membuat keputusan yang tepat untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda! 🌞🔌

Jumat, 28 Agustus 2020

PM2100 Easy Logic Schneider

Memiliki kemudahan dalam penggunaan dan dukungan banyak fitur, Power Meter seri PM2100 menjadi alasan banyak panel-panel listrik menggunakan power meter ini sebagai penunjang parameter panel Memiliki kemudahan dalam penggunaan dan dukungan banyak fitur, Power Meter seri PM2100 menjadi alasan banyak panel-panel listrik menggunakan power meter ini sebagai penunjang parameter panel, beberapa fitur antara lain : 

• Layar tampilan LED: 
Seperti yang telah ditulis diatas, bahwa Navigasi yang mudah, dapat dilakukan secara mandiri serta intuitif menggunakan tampilan tiga tombol LED yang dapat digunakan sebagai tombol navigasi, memiliki tiga baris nilai bersamaan.

Dua kolom LED menyala kedua sisi panel depan pengukur menunjukkan nama parameter ditampilkan. 

• Penghitungan dan penyeimbangan energi

• Pengukuran Power Factor nyata dan perpindahan Power Factor 

• Pembacaan energi aktif, reaktif, dan semu

Power Meter menyediakan pengukuran secara dua arah, 4-kuadran, Kelas 1 / Kelas 0.5S akurat pengukuran energi.
Power Meter menyimpan semua akumulasi energi aktif, reaktif, dan semu parameter dalam memori nonvolatile: 
• kWh, kVARh, kVAh terkirim 
• kWh, kVARh, kVAh diterima 
• kWh, kVARh, kVAh terkirim dan diterima 
• kWh, kVARh, kVAh terkirim tetapi tidak menerima 

• Nilai Min / Max parameter sesaat dengan stempel waktu.
Power Meter memberikan pengukuran 1 detik dengan sangat akurat, nilai rata-rata, termasuk RMS yang sebenarnya, per fase dan total untuk:
• Per fase dan tegangan rata-rata (saluran-ke-saluran, saluran-ke-netral) 
• Per fasa dan arus rata-rata, serta arus netral
• Per fase dan daya total (VA, W, Var) 
• Faktor daya nyata dan perpindahan 
• Frekuensi sistem 

• Keamanan siber: Pengukur ini memungkinkan penonaktifan port RS-485 melalui depan tombol panel terhadap akses tidak sah.
Fitur ini juga dapat digunakan untuk beralih antara perangkat RTU jika ketersediaan mode terbatas di sistem perangkat lunak.
Pengguna dapat menggunakan pengukur sebagai perangkat yang berdiri sendiri, tetapi kemampuannya yang ekstensif sepenuhnya terwujud saat digunakan sebagai bagian dari sistem manajemen energi.
Salah satu langkah penting penggunaan digital meter PM2100 ini adalah pengguna diharuskan memasukan beberapa parameter antara lain adalah : Tanggal, bulan,serta tahun, memasukan juga nilai dari Current Transformer (CT) yang digunakan.

Klik juga video monitoring dan pengaturan parameter PM2100 digital meter Schneider dibawah ini untuk dapat melihat beberapa pengaturannya.


Kamis, 19 September 2019

MEMAHAMI PERBEDAAN KVA & KW PADA GENERATOR.

Kva atau Kw? Apa bedanya Kva dengan Kw? Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang sangat sering dipertanyakan dalam hal kelistrikan, khususnya bagi para pengguna kelistrikan yang belum memahami tentang perbedaan KVA dan KW sebagai satuan tenaga listrik yang sering digunakan pada generator.
Kva atau Kw?
Apa bedanya Kva dengan Kw?

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang sangat sering dipertanyakan dalam hal kelistrikan, khususnya bagi para pengguna kelistrikan yang belum memahami tentang perbedaan KVA dan KW sebagai satuan tenaga listrik yang sering digunakan pada generator.
Sedikit penjelasan tentang kepanjangan dari singkatan satuan tersebut :

  • Kilo Volt Ampere adalah kepanjangan dari singkatan KVA, dari kepanjangannya KVA  sudah dapat dipahami bahwa KVA bermuatan perkalian dari nilai tegangan dengan arus listrik pada skala kilo atau seperseribu.
Dapat juga ditulis dengan rumus sebagai berikut:

Volt = V
Ampere = I
Maka KVA = 1000 x V x I.

  • KW memiliki kepanjang Kilo Watt, dari kepanjangannya KW juga dapat dipahami dengan mudah, yaitu sebuah satuan listrik Watt dalam skala Kilo atau seperseribu watt.
Secara teori KVA adalah satuan untuk Daya Semu, Sedangkan KW adalah satuan untuk Daya Nyata.
Untuk KVA dalam simbol rumus listrik biasa disebut S, Sedangkan untuk KW biasa digunakan simbol P.

Hubungan antara KVA & KW dapat dilihat dari rumus berikut :
Bahwa,  P = S x pf
Dimana seperti yang telah disebutkan diatas bahwa P adalah Daya Nyata, dan S adalah Daya Semu, Sedangkan pf adalah Faktor Daya (cos phi).


Dari sedikit penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan Daya Semu pada KVA adalah satuan hasil perkalian untuk mendapatkan nilai Daya tanpa mengikut sertakan fakto-faktor lainnya, sehingga nilai daya yang tertera bukanlah nilai daya yang dapat digunakan sepenuhnya dikarenakan akan berkurang nilainya setelah terdapak oleh faktor-faktor lainnya dalam sistem kelistrikan yang digunakan.
Salah satu contoh yang dimaksud dengan faktor-faktor lainnya itu adalah nilai tahanan yang terdapat pada peralatan atau komponen yang dapat menyebabkan drop voltage atau tegangan jatuh, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap nilai daya yang dihasilkan.

Sedangkan untuk KW sendiri adalah satuan hasil perkalian untuk mendapatkan nilai Daya dengan mengikut sertakan faktor-faktor lainnya, atau juga dapat dikatakan bahwa satuan KW pada generator adalah satuan Daya yang dapat dikeluarkan ataupun dihasilkan oleh generator tersebut.

Dapat dilihat kembali pada rumus diatas,
bahwa, P = S x pf , dimana telah disebutkan diatas bahwasanya pf adalah Faktor Daya yang diasumsikan bernilai 0.8.


Pada rumus Segitiga Daya diatas dapat kembali dengan jelas terlihat tentang hubungan antara KVA & KW.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari terjemahan rumus berikut:

S = V x I                   ( VA )
   P = V x I x Cos phi   ( Watt )
   Q = V x I x Sin phi   ( VAR )

Rumus diatas berlaku untuk sistem 1 Fasa.

Demikian sedikit penjelasan tentang cara memahami perbedaan KVA & KW pada generator. 
Apabila kurang jelas silahkan tuliskan pada kolom komentar dibawah, ataupun dapat mencari referensi tentang memahami perbedaan KVA & KW melalui sumber-sumber informasi lain.

Rabu, 17 Januari 2018

CARA KERJA TIMER LISTRIK


Timer listrik termasuk dalam salah satu komponen panel listrik yang sering digunakan dalam berbagai macam instalasi panel listrik yang pada umumnya beroperasi secara otomatis. Menurut cara kerjanya, timer listrik juga sering digunakan pada instalasi rumah, yang pada umumnya digunakan untuk instalasi penerangan area luar rumah seperti lampu taman,lampu teras, dan masih banyak lagi tentunya. Dimana peran timer listrik dapat membantu mengoperasikan atau menghidupkan dan mematikan lampu secara otomatis sesuai dengan waktu yang ditentukan. Hal ini tentunya sangat membantu karena dapat menggantikan peran operator/manusia dalam mengoperasikannya.
Selain timer listrik, penggunaan komponen listrik khususnya pada area luar rumah atau luar ruangan yang sering dijumpai adalah photocell. Fungsi dari photocell ini juga sama dengan penggunaan timer listrik, yaitu mengopersikan lampu luar ruangan secara otomatis tanpa bantuan operator/manusia untuk menghidupkan dan memadamkan lampu tersebut. Untuk instalasi photocell dapat dibaca pada artikel tentang instalasi photocell serta cara kerjanya pada blog ini.

Contoh penggunaan cara kerja timer listrik pada instalasi lampu luar.

Pada video dibawah dijelaskan, saat timer listrik belum diberi tegangan:
  • Posisi kontak Normally Open (NO) pada pin nomor 8 dan 5 serta 1 dan 3.
  • Sedangkan untuk kontak Normally Close (NC) ada pada pin nomor 1 dan 4 serta 8 dan 6.
Perlu diketahui, command pada kontak-kontak tersebut adalah pin nomor 1 dan 8, yaitu untuk mendapatkan kontak bekerja secara NO atau NC input harus melalui pin command nomor1 atau 8, sedangkan output NO harus terpasang pada pin nomor 5 untuk penggunaan input pin nomor 8, dan pin nomor 3 untuk penggunaan input pin nomor 1.
Selanjutnya untuk penggunaan kontak NC, output terpasang pada pin nomor 4 untuk penggunaan input pin nomor 1 dan pin nomor 6 untuk penggunaan input pin nomor 8.
  • Pin nomor 2 dan 7 digunakan untuk input tegangan sesuai spesifikasi dari tegangan kerja timer listrik yang digunakan.
Selanjutnya pada saat input pin nomor 2 dan 7 diberi tegangan listrik:
  • Timer listrik memulai waktu penghitungan sesuai waktu yang telah ditentukan, yaitu dengan memutar jarum penunjuk waktu pada timer listrik.
  • Pada saat waktu penghitungan selesai sesuai waktu yang ditentukan maka kontak-kontak timer listrik berubah posisi, yaitu kontak NO menjadi NC.
Dari penjelasan diatas serta video dibawah, maka timer listrik dapat digunakan untuk mengoperasikan lampu luar dengan menyambungkan kabel input PLN ke pin nomor 2 dan 7 sebagai sumber tegangan listrik. Selanjutnya memberikan input pada pin nomor 1 atau 8 atau bisa juga keduanya, dan menyambungkan salah satu kabel lampu ke output timer. Penyambungan kabel lampu ke output timer dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan, artinya apabila dibutuhkan proses memdamkan lampu secara otomatis, maka kabel lampu dapat disambung pada output timer NC dan sebaliknya, apabila yang dibutuhkan adalah proses menyalakan lampu secara otomatis, maka output timer yang digunakan adalah NO.
Pada video dapat dilihat ilustrasi cara kerja timer listrik, karena pada kenyataannya timer listrik bekerja secara elektonis. Video hanya mengilustrasikan keluaran pada output dan input timer listrik tersebut, serta cara menggunakan pin atau kontak-kontak pada timer listrik.
Pada rangkaian kontrol panel listrik, penggunaan timer listrik sering dipadukan dengan penggunaan relay listrik sebagai pendukung fungsi dari timer listrik tersebut. Baca juga artikel tentang cara kerja relay listrik pada blog ini.
Untuk lebih jelasnya tentang cara kerja timer listrik dapat dilihat pada video dibawah ini.


Sabtu, 16 Desember 2017

PEMAHAMAN CARA KERJA RANGKAIAN KONTROL FORWARD-REVERSE


Blog Archive